Medannewstv.com – Patung Soeharto gagah berdiri di Ponorogo. Tepatnya di wisata Bukit Soeharto, Desa Biting, Kecamatan Badegan. Minggu (03/10/2021)
Dilokasi ini \terdapat Patung Soeharto setinggi 3 meter. Area patung yang baru berdiri pada 2020 ini, jadi lokasi foto favorit bagi wisatawan yang datang.
Ketua Pengelola Wisata Bukit Soeharto, Wahyu Bintoro mengatakan, awalnya ia memesan Patung Soeharto kepada salah seorang teman. Namun saat pesanan datang, ukuran patungnya terbilang kecil. Akhirnya ia memesan kembali dengan ukuran yang lebih besar.
“Patung yang kedua ini dari Yogyakarta, dari seniman Yogya,” tutur Wahyu kepada wartawan.
Wahyu mengatakan, patung ini jadi ikon utama di Wisata Bukit Soeharto. Biasanya, wisatawan langsung bergegas menuju patung dan berfoto berlatar belakang patung.
“Patung ini menghabiskan dana sekitar Rp 50 juta,” imbuh Wahyu.
Wahyu menjelaskan, Patung Soeharto yang terbuat dari semen ini membutuhkan perawatan. Namun karena masih PPKM, akhirnya patung ini belum mendapatkan perawatan.
“Ke depan ini akan diperindah lagi, ada prasasti. Tahun depan mudah-mudahan,” jelas Wahyu.
Saat patung itu didirikan, ada peristiwa berbau mistis yang terjadi. Namun ia tidak berkenan untuk menjabarkan secara detail soal apa yang terjadi. Menurutnya, apa yang terjadi saat itu wajar.
“Kita nggak boleh sembarangan, walaupun ini sekadar patung. Ini adalah sosok beliau yang menjadikan tempat ini juga beliau mengizinkan kita mengelola sini,” kata Wahyu.
Soal Patung Soeharto menjadi sorotan dalam beberapa hari terakhir. Itu bermula dari pernyataan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Gatot sebelumnya sempat menyatakan hilangnya Patung Soeharto dkk di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, sebagai bukti komunis masih ada di Indonesia, terkhusus di institusi TNI.
Dilansir detikcom Barang-barang yang dihilangkan, sambung Gatot adalah yang berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme di Tanah Air pada era Orde Lama.
“Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu, di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G30S/PKI di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO,” ujar Gatot dalam webinar berjudul ‘TNI Vs PKI’ pada Minggu (26/9).
“Ini tunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus akui, dalam menghadapi pemberontakan G30S/PKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus yang dulu Resimen Para Komando dan Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO jelas akan dihapuskan dan (tiga) patung itu sekarang tidak ada, sudah bersih,” lanjutnya.(bas)