Medannewstv.com – Sejumlah orang tua siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) swasta Al Jamiyatul Washliyah Pematang Pasir, Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara memprotes besarnya biaya ujian yang ditetapkan pihak sekolah.
Adapun biaya yang diwajibkan oleh pihak sekolah swasta tersebut yaitu Rp800 ribu. Rinciannya biaya ujian praktik Rp50 ribu, ujian madrasah Rp160 ribu, ujian akhir madrasah berbasis komputer Rp250 ribu, ujian akhir Washliyah Rp50 ribu, biaya pas photo Rp50 ribu, biaya perpisahan dan wisuda Rp240 ribu.
Para orang tua siswa mengaku keberatan dengan biaya tersebut. Ditambah lagi saat ini sedang berada pada kondisi pandemi yang berimbas pada ekonomi dan pendapatan warga.
Cemana tak keberatan, biayanya Rp800 ribu. Keputusan dari pihak sekolah benar-benar menghimpit kami orang tua siswa. Kita makan aja megap-megap, tapi uang ujian diminta biaya segitu,” ujar Nurdin, salah satu orangtua siswa, Rabu (27/10).
Dia berharap pihak sekolah meninjau kembali besaran uang ujian yang dibebankan kepada orang tua siswa.
“Tolong pada pemerintah, atau Kementerian Agama menangani ini. Kami sudah susah, janganlah biaya ujian sampai semahal itu. Berat kali sama kami Rp800 ribu itu,” paparnya.
Para orang tua siswa mengaku keberatan dengan biaya tersebut. Ditambah lagi saat ini sedang berada pada kondisi pandemi yang berimbas pada ekonomi dan pendapatan warga.
“Cemana tak keberatan, biayanya Rp800 ribu. Keputusan dari pihak sekolah benar-benar menghimpit kami orang tua siswa. Kita makan aja megap-megap, tapi uang ujian diminta biaya segitu,” ujar Nurdin, salah satu orangtua siswa, Rabu (27/10).
Dia berharap pihak sekolah meninjau kembali besaran uang ujian yang dibebankan kepada orang tua siswa.
“Tolong pada pemerintah, atau Kementerian Agama menangani ini. Kami sudah susah, janganlah biaya ujian sampai semahal itu. Berat kali sama kami Rp800 ribu itu,” paparnya.
Dilansir CNN Indonesia, Kepala Madrasah Tsanawiyah Swasta Al Jamiyatul Washliyah, Poniman mengatakan besaran uang ujian itu sudah ditetapkan dalam musyawarah bersama orang tua murid.
“Itu kesepakatan orang tua bersama. Karena sudah disetujui orang tua murid itu makanya kami edarkan suratnya. Mereka kan diundang untuk ikut rapat. Saat rapat orangtua siswa yang datang separoh. Jumlah siswa 40 orang, yang datang 20 sekian,” ucapnya.
Menurutnya uang ujian itu bisa dicicil sampai lima bulan yakni dari Oktober sampai akhir Maret 2022.
“Uang itu kan dipakai juga untuk menggandakan soal, menyewa komputer satu hari Rp50 ribu. Itu pun nanti kalau ujiannya manual, kami kembalikan uangnya. Kemudian untuk wisuda, itu digunakan untuk dana konsumsi, sewa teratak segala macam, makan wali murid. Wisudanya di sekolah nanti. Kami kan swasta tidak seperti negeri. Jadi ada hak otonomi kita itu. Makanya saya kecewa, saat rapat itu ternyata banyak yang gak datang sampai lebih separuh,” bebernya. (bas)