Medannewstv.com – Sepasang kakak dan adik kandung masuk ke Akmil dan menjadi perwira remaja. Peristiwa haru sekaligus menggembirakan ini terjadi pada angkatan perwira remaja Akademi Militer (Akmil) Tahun 2017. Selasa (2/11/2021)
Kakak adik itu adalah Letda Inf M.I. Nasution atau Indra dan Letda Chb (K) Sheila Nasution. Keduanya anak dari sepasang suami istri Mayor Inf M.H Nasution dan Ny M.H Nasution.
Cerita keduanya diunggah di YouTube channel TNI AD berjudul ‘Kok Bisa, Kakak Adik Barengan Masuk Akmil’. Cerita diawali dengan Indra, dia lulus SMA pada tahun 2013, dia mendaftar Akmil 2014-2017, Indra mengatakan dia selalu gagal hingga akhirnya 2017 dia diterima di Akmil yang juga bertepatan dengan sang adik, Sheila lulus SMA dan juga mendaftar menjadi Taruna Akmil.
“Baru di tahun 2017 saat itu juga bertepatan adik saya baru lulus SMA, saat itu mendaftar untuk menjadi Taruna Akademi Militer, akhirnya dia nyoba daftar,” kata Indra.
Sheila yang duduk di sebelah Indra menceritakan awal mulanya dia masuk ke Akmil. Sheila mengatakan awalnya dia tidak ada niatan masuk ke Akmil, keinginanya adalah menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri.
Mungkin juga sudah garis takdir Sheila menjadi perwira remaja, saat dia sibuk memikirkan mau masuk PTN mana, tiba-tiba teman Sheila memintanya untuk menemani ke ruang Bimbingan Konseling (BK) untuk mengambil blanko pendaftaran calon taruna.
Di situ, hati Sheila tergerak untuk mengambil formulir pendaftaran calon taruna Akmil. Niatnya Sheila, itu untuk coba-coba saja namun ternyata hingga tahap akhir dia dinyatakan lolos.
“Awalnya saya nganter teman saya, mau daftar, ‘yuk Shel antar gue ke BK mau ngambil blanko’, okeh saya anter kemudian pas dia udah ambil blanko saya lihat di meja itu blanko tinggal 1 lembar, di situ kan karena pemikiran saya universitas-universitas dan kebetulan saya dari kelas 2 SMA sudah mengikuti tes beasiswa-beasiswa, kemudian saya ambil, saya masih belum ngerti itu untuk apa-apa hanya tulisanya ‘penerimaan tes Catar Akmil’, kemudian saya foto ke Ibu, saya kirim lewat WA ‘mah isi nggak untuk jaga-jaga’, ya boleh isi aja, saya isi nilai saya dari semester 1 sampai semester 5,” tutur Sheila.
“Kemudian, 3 minggu kemudian, dikira saya tuh nggak ada pengumuman, ah mungkin keselip udah ngggak ada, eh ternyata dipanggil untuk menjalani karantina di Rindam Jaya,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Ny M.H Nasution, dia mengatakan awalnya Sheila tidak berniat mendaftar. Sheila bahkan dinyatakan lulus di Universitas Indonesia (UI), Ny Nasution sebagai ibu merasa lebih baik anaknya di UI dia juga sudah berusaha meyakinkan Sheila agar memilih UI saja, namun Sheila berkata lain, dia akhirnya mantap memilih mengikuti karantina di Rindam Jaya.
“Begitu lolos pusat, malam saya di telepon ibu gurunya, bahwa sheila diterima di UI. Saya juga sempat ragu, saya kan pengennya UI ya karena adik dekat dengan rumah, kalau di Akmil pusat kan belum tentu diterima, karena kan masih tes lagi, tapi saya tanya adik bilangnya ‘mah ini kan perempuan langka masuk Akmil jadi saya mau ini’,” ucap Ny M.H Nasution.
Indra dan Sheila juga sempat merasa khawatir karena mereka memikirkan, apa bisa seorang kakak beradik diterima di satu instansi. Keduanya bahkan saling menguatkan.
“Satu hal yang saya ingat dari pas tes pusat bareng di Magelang, dia (Indra) pernah ngomong ke saya saat saya setelah tes mental ideologi, itu saya bukannya apa-apa,saya di situ bercucuran air mata karena menceritakan dia, di situ dia mungkin agak emosi, bukan marah banget, tapi dia (bilang) ‘kamu kenapa harus nangis? Kamu di sini tes, kamu tes untuk dirimu, kakak tes untuk diri kakak, jadi disini ada 4 kemungkinan, kamu masuk kakak nggak, kakak masuk kamu nggak, atau dua-duanya nggak masuk, atau dua-duanya masuk’, dia sambil lap air mata saya,” tutur Sheila menirukan percakapannya dengan Indra kala itu.
“Kami nggak pernah terpikirkan karena saya satu orang aja, susah sekali masuk akademi militer. Jadi, saat saya bertemu di pusat itu dua-duanya kami pikir ini siapa yang harus masuk, saya atau adik saya, tapi saya lihat dulu tekad adik saya bener-benar kuat, benar-benar tinggi,” timpal Indra.
Indra lantas bercerita bagaimana rasanya saat dilatih bersama sang adik, Indra mengaku tidak tega melihat adiknya saat masa-masa latihan. Indra mengaku sedih melihat adiknya saat latihan.
“Saat itu kita masuk ke Resimen Chandradimuka, saya menitihkan air mata karena lihat adik saya. Jadi adik saya bisa dikatakan didandani oleh pembinanya dengan pakaian tidak layak, seperti rambutnya dicukur dengan pitak-pitak, terus bajunya gombrang gombrang, mukanya kusam, saya sampai ‘ih kok adek saya jadi gini’, udah gitu diteriak-teriakin, kan duh. Adik saya nggak pernah dapet perlakuan kasar, apalagi saya sayang banget sama adik saya, lihat adik saya digituin sedih saya rasanya,” tutur Indra.
Saking kasihan dengan adiknya, Indra mengaku pernah mencuri-curi waktu dengan adiknya saat makan bersama. Indra pernah membantu menghabiskan makan adiknya saat pengawas tidak melihat mereka.
“Saya kadang suka misalnya di ruang makan suka cari adik saya, saya cari bangkunya ‘oh adik saya di situ’, saya pasti duduk samping dia. Buat apa? Buat bantuin dia, karena biasanya kan porsi makan taruna kan besar, itu nasi-nasinya besar, biar dia nggak terlalu menderita saya dismpingnya dia, saya ambil sebagian nasinya, saya lihat lirik pengasuh nggak ada, saya ambil, saya makan biar dia nggak terlalu kekenyangan,” ungkap Indra.
Sheila juga mengaku dia pernah ada di posisi puncak lelahnya saat dilatih di Akmil, dia mengaku kalau momen itu terjadi dia pasti nangis. Namun sang kakak, Indra selalu memarahinya saat dia menangis. Namun, Sheila tahu alasan kakaknya itu memarahinya karena dia tidak tega melihat Sheila menangis sedangkan dia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena masih sama-sama dalam pelatihan.
Sheila mengaku masih banyak orang yang belum tahu status adik kakak mereka. Sheila mengungkapkan ada beberapa orang yang bingung melihat Sheila dan Indra ketika bersama-sama.
“Ada (yang tahu kakak adik) tapi nggak banyak, hanya beberapa. Mungkin kalau leting sendiro dia akan tahu, dia pasti tahu karena kan udah dari capratar (calon perwira taruna) makin ke sini tahu. Jadi mereka nggak tabu kalau lihat saya deketan, kadang kalau lihat saya nyender. Tapi kalau lainnya mungkin senior atau junior (nggak tahu), bahkan kalau junior lihat saya bareng itu kaget, karena kok bisa kakak adik di sini,” tutur Sheila.
Indra dan Sheila adalah anak dari Mayor Inf M.H Nasution dan Ny M.H Nasution. Mayor Inf M.H Nasution adalah lulusan dari Tamtama dengan pangkat Prada, setelah itu dia menempuh pendidikan komando menjadi seorang prajurit Kopassus, lalu dia masuk di group II Parako di Surakarta. Dia juga pernah tugas operasi di Timor Timor operasi Seroja, setelah itu dia masuk pendidikan antiteror Satlat ke-7 dan menjadi pasukan antiteror saat 81 Gultor Kopassus.
Diberitakan detikcom, Setelah itu menikah dengan Ny M.H Nasution dan dikaruniai anak Indra dan Sheila. Selain itu, dia juga pernah mengikuti misi pembebasan sandera di Mapenduma Papua tahun 96.(bas)