Medannewstv.com – Aparat kepolisian mendatangi Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Polisi bersenjata lengkap sudah tiba di desa tersebut sekitar pukul 05.20 WIT.
Mereka mencari pelaku perusakan tanaman warga Dusun Rohua dan pembakaran Kantor Desa Tamilouw pada November lalu. Satu Barakuda membentang di tengah jalan, enam truk perintis, dan puluhan kendaraan membawa senjata laras panjang.
Beberapa anggota polisi mengeluarkan tembakan ke udara saat menyisir permukiman penduduk di Dusun Ampera hingga Desa Tamilouw. Warga pun panik dan ketakutan. Anak-anak menangis dan berteriak kala mendengar tembakan itu.
Masyarakat pun mencoba mengadang aparat kepolisian tersebut. Mereka mencegah kepolisian merusak rumah-rumah penduduk di Dusun Ampera hingga ke pusat Desa Tamilouw.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Kombes Mohamad Roem Ohoirat mengatakan penangkapan pelaku perusakan tanaman warga Dusun Rohua dan pembakaran Kantor Desa Tamilouw, dipimpin langsung Kapolres Maluku Tengah AKBP Rositah Umasugy.
Ohoirat menuding warga Desa Tamilouw mengadang rombongan Polres Maluku Tengah. Menurutnya, warga lantas menyerang aparat sehingga tujuh anggota polisi mengalami luka-luka.
Selain itu, kata Ohoriat, warga juga sempat merusak empat kendaraan polisi. Ia menyebut polisi lantas mengeluarkan tembakan gas air mata namun warga tetap berupaya merampas senjata polisi.
“Ada tujuh anggota luka-luka dan empat mobil polisi dirusak massa. Alhamdullah senjata tak ada yang hilang, meski sempat tarik menarik senjata api,” kata Ohoirat di Ambon, Selasa (7/12).
Ohoirat berkata polisi terpaksa mengeluarkan tembakan ke arah warga yang melawan. Ia menyebut kepolisian menggunakan peluru karet. Menurutnya, beberapa warga mengalami luka, namun belum diketahui jumlah pastinya.
“Iya ada warga yang terkena tembakan, namun berapa jumlah kena peluru belum diketahui. Semua peluru karet karena sebelum berangkat semua sudah diperiksa,” ujarnya.
Belasan Warga Luka-luka
Staf Kantor Desa Tamilouw Rais mengatakan insiden itu bermula ketika warga berusaha mengadang polisi yang hendak menangkap pelaku pembakaran kantor desa. Menurutnya, aparat lantas mengarahkan senjata dan menembaki warga.
“Iya (ada penembakan) tadi pagi, 16 orang. Yang jelas, polisi saat itu mau menangkap (pelaku) pembakaran kantor desa, diadang oleh masyarakat,” ucap Rais kepada CNNIndonesia.
Semua yang tertembak peluru karet merupakan warga Tamilouw. Dua di antaranya perempuan, sisanya laki-laki. Warga yang tertembak langsung dibawa ke rumah sakit dan puskesmas Tamilouw untuk mendapatkan penanganan.
Polisi kemudian mengamankan sekitar lima orang warga terkait perusakan mobil polisi. Warga yang marah lantas menutup akses jalan menggunakan semen dan batu sehingga akses menuju ibu Kota Masohi lumpuh.
Wakapolda Maluku Brigjen Jan de Fretes menyebut,pihaknya langsung mengutus tim dari Propam Polda Maluku menuju Desa Tamilouw untuk mendalami insiden ini. Hasil pemeriksaan akan disampaikan ke publik secara terang benderang.
“Percayakan kepada kami, kami akan mengungkapkan kebenaran, kalau anggota yang bersalah tidak mungkin kami membela mereka,” ujar Jan de Fretes.
Perebutan tapal batas antara Suku Nualu Dusun Rohua dan warga Tamioluw berujung konflik. Konflik itu semakin memanas saat beberapa tanaman warga Dusun Rohua ditebang.
Diberitakan CNNIndonsia, Tak berselang lama, konflik tersebut berakhir damai di Kantor Bupati Maluku Tengah. Namun, warga Desa Tamilouw tak setuju dan membakar kantor desa pada November lalu. (bas)