Medannewstv.com – Kemajuan yang sudah dicapai oleh Presiden Jokowi selama dua periode ini akan hancur apabila sosok penggantinya merupakan orang yang memiliki rekam jejak menggunakan sentimen SARA untuk memenangkan proses Pilkada. Kamis (23/12/2021)
Ia bahkan menyebut Indonesia akan menjadi suram pada periode mendatang apabila dipimpin oleh seorang pembohong.
Kendati demikian, Giring tidak secara spesifik menyebutkan secara pasti siapa sosok yang dimaksud tersebut. Ia hanya mengatakan, sosok tersebut merupakan orang yang pernah digantikan dalam pemerintah Jokowi.
“Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja,” tegasnya.
Ia menegaskan, jika skenario tersebut benar terjadi maka PSI tidak akan mendukung sosok presiden tersebut. Menurutnya, PSI akan secara tegas berada di pihak oposisi untuk melawan pemerintahan mendatang.
Giring juga mengatakan, partainya akan bekerja secara maksimal agar dapat melewati ambang batas parlemen (parliamentary threshold) agar bisa masuk ke parlemen pada Pilpres 2024 mendatang.
Langkah ini menurutnya diperlukan untuk melanjutkan program-program Jokowi yang dirasa sudah berjalan dengan baik.
“PSI siap bekerja keras meloloskan diri ke parlemen. PSI akan berlipat ganda, kita antarkan kader terbaik kita duduk di kursi legislatif dan eksekutif. Saya pastikan PSI akan terus hadir kerja untuk rakyat dan melanjutkan apa yang dibangun Pak Jokowi,” pungkasnya.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengaku siap menjadi oposisi pemerintah pada periode mendatang apabila presiden terpilih pada Pilpres 2024 merupakan sosok yang intoleran.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PSI Giring Ganesha dalam acara puncak Hari Ulang Tahun PSI ke-7 yang dihadiri secara langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.
“Bila kelak skenario buruk terjadi dan kandidat yang punya rekam jejak politisasi agama menang Pilpres Pak, PSI siap menjadi oposisi sebagaimana yang telah kami buktikan di Jakarta hari ini,” ujar Giring.
Giring menilai, kemajuan yang sudah dicapai oleh Presiden Jokowi selama dua periode ini akan hancur apabila sosok penggantinya merupakan orang yang memiliki rekam jejak menggunakan sentimen SARA untuk memenangkan proses Pilkada. (bas)