Densus 88 Usut Dugaan 59 Warga Garut Dibaiat NII

NASIONAL, PERISTIWA86 Dilihat

Medannewstv.com – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri sudah mengetahui informasi 59 orang di Garut, Jawa barat dibaiat untuk setia ajaran Negara Islam Indonesia (NII). Informasi lebih rinci tengah didalami. Kamis (7/10).

“Kami sudah monitor kejadian ini, dan sedang mengumpulkan informasi yang lebih detail,” kata Kabagbanops Densus 88, Kombes Aswin Siregar

Aswin belum mau membeberkan lebih jauh informasi yang telah diperoleh Densus 88. Dia juga belum merinci tindaklanjut yang akan dilakukan merespons peristiwa tersebut.

Akan tetapi, dia memastikan aparat bakal menindaklanjuti dengan didasari temuan Densus 88 yang menyeluruh.

“Nanti akan ada tindak lanjut sesuai fakta hukum yang ditemukan,” tambah Aswin.

Sebelumnya, Lurah Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Suherman mengungkapkan puluhan warga dibaiat untuk setia pada NII. Warga yang dibaiat mendapat doktrin untuk menganggap pemerintah RI thagut.

BACA JUGA  Ratusan Massa Pendukung Pilkada Jujur Kembali Lakukan Aksi Damai di KPU dan Bawaslu

Peristiwa itu terungkap setelah ada pengakuan seorang anak kepada orang tuanya. Anak itu mengaku diminta baca ulang syahadat oleh seseorang dan bersumpah setia kepada NII.

“Ada 59 kalau di data. Ada orang tua, ada anak-anak,” ucapnya.

Riwayat NII
Negara Islam Indonesia (NII) merupakan suatu kelompok yang dipimpin Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo. Dia memproklamirkan NII atau dikenal juga dengan nama Darul Islam pada Agustus 1949 silam.

Kartosuwiryo kecewa dengan Indonesia yang memilih menjadi negara republik. Kartosuwiryo, yang merupakan murid HOS Cokroaminoto di masa silam, mendambakan Indonesia menjadi negara yang menerapkan syariah Islam.

Kartosuwiryo memiliki basis massa di Jawa Barat, terutama di Tasikmalaya dan Garut. Sempat merepotkan pemerintah Indonesia media 1945 hingga 1950-an. Hingga kemudian, Presiden Sukarno meminta aparat untuk bertindak tegas kepada pengacau tersebut.

BACA JUGA  Kapolres Labusel Lantik Kenaikan Pangkat Pengabdian Kompol Ahyat

“Sekali lagi, hai, tentara dan polisi dan rakyat, perlipatgandakanlah usahamu membasmi pengacau-pengacau itu. Segala jalan harus dilalui. Kalau kata-kata saja tak dapat menyehatkan jiwa yang kebingungan, apa boleh buat. Suruhlah senjata berbicara satu bahasa yang lebih hebat lagi,” kata Sukarno pada peringatan Kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka, 17 Agustus 1953.

Kartosuwiryo ditangkap di Gunung Geber, Rakutak, Bandung Jawa Barat pada Juni 1962 lewat operasi pagar betis yang dilakukan TNI. Dia lalu dieksekusi mati.

Dilansir CNNIndonesia, Riwayat Darul Islam/Tentara Islam Indonesia tidak cuma di Jawa Barat, tetapi juga di daerah lain. Misalnya pimpinan Daud Beureuh di Aceh, serta Kahar Muzakkar di Makassar. Semuanya ditumpas oleh tentara Indonesia. (bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *